Distance Learning Pilihan A2K4 Indonesia

Mengoptimalkan program sosialisasi suatu peraturan atau kebijakan dan sejenisnya memang bisa dilakukan dengan berbagai cara. Satu cara yang tergolong baru kini sudah mulai diterapkan oleh Balai Peningkatan Keahlian Konstruksi Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum. Kegiatan sosialisasi saat ini masih mengandalkan cara konvensional.
Menurut Kepala Balai Peningkatan Keahlian Konstruksi Bapekon PU, DR. Ir, Doedoeng Zaenal Arifin, upaya sosialisasi suatu program atau kebijakan memang sebelumnya menganut sistem konvensional. Tetapi kali ini Balai Peningkatan Keahlian Konstruksi, mencoba dengan cara baru yaitu dengan metode Distance Learning. Metode ini memang baru pertama kali diterapkan di balai ini.
Distance Learning menjadi pilihan
Diakui, pemilihan metode Distance Learning dalam rangka sosialisasi kebijakan atau peraturan. Mengapa model distance Learning menjadi pilihan? Menurut Doedoeng, ada banyak kelebihan dan keunggulan Distance Learning dalann mendelivery transfer knowledge kepada para peserta pelatihan. Namun demikian, ujarnya, model ini juga ada kekurangannya.
Pertama, dimungkinkan terjadinya distribusi pelatihan ke semua penjuru tanah air dengan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas, karena tidak memerlukan ruang kelas. Fasilitator dan peserta tidak perlu bertatap muka secara langsung dalam ruang kelas, karena yang digunakan adalah fasilitas komputer yang dihubungkan dengan internet atau intranet. Sehingga, dengan belajar seperti ini akan mengurangi biaya operasional pelatihan, seperti biaya pembangunan dan pemeliharaan gedung, transportasi, pemondokan, kertas, alat tulis dan sebagainya.
Kedua, tidak terbatas oleh waktu. Pembelajar atau peserta dapat menentukan kapan saja waktu untuk belajar, sesuai dengan ketersediaan waktu masing-masing. Proses pembelajaran ini sangat cocok diterapkan bagi karyawan atau pegawai. Proses pendidikan tidak perlu mengganggu waktu bekerja mereka. Sehingga, peserta pelatihan yang berstatus karyawan atau pegawai masih dapat berkonstribusi bagi perusahaan tempat mereka bekerja.
Ketiga, pembelajar dapat memilih topik atau bahan ajar sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing, sesuai dengan klasifikasi/sub klasifikasi dan jabatan kerja dengan standar SKKNI. Hal ini sangat balk, karena dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Seperti diyakini kaum pendidik bahwa pembelajar akan sangat efektif manakala sesuai dengan keinginan dan kebutuhan peserta didik.
Keempat, lama waktu belajar bergantung pada kemampuan masing-masing pembelajar. Kalau si pembelajar telah mencapai tujuan pembelajaran, ia dapat menghentikannya. Sebaliknya, apabila si pembelajar masih memerlukan waktu untuk mengulangi kernbali subyek pembelajarannya, dia bisa langsung mengulanginya tanpa tergantung pada pembelajar lain atau pengajar.
Kelima, adalah keakuratan dan kekinian materi pembelajaran. Mengingat materi pembelajaran disimpan dalam komputer berarti materi itu sudah diperbarui sesuai dengan perkembangan iptek. Para peserta dapat menanyakan hal-hal yang kurang dipahami secara langsung kepada pengajar sehingga keakuratan jawaban dapat terjamin.
Keenam, pembelajaran jarak jauh ini dapat dilaksanakan secara interaktif sehingga menarik perhatian pembelajar.
Menurut Doedoeng, sebelum melaksanakan program ini didahului dengan persiapan melalui studi pustaka dan mencari referensi mengenai sistem yang paling cocok untuk pelatihan ahli konstruksi. Setelah itu melakukan pertemuan untuk nnembahas program ini dengan A2K4 Indonesia dengan pokok pembahasan pelaksanaan uji coba pelatihan ahli K3 konstruksi dengan metode Distance Learning.
Sebagai peserta pelatihan adalah para alumni Poltek Negeri Jakarta yang berjumlah tidak kurang dari 25 orang. Sebelum dilakukan pelatihan, terlebih dahulu dilakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan awal peserta dan sekaligus, memberi penjelasan pola pelatihan yang akan dilakukan. Dalam hal ini, para peserta diberikan modul baik soft copy maupun hard copy-nya.Tahap selanjutnya, dilakukan pelatihan dengan model Distance Learning.
Tatap muka yang singkat
Kelebihan yang dimiliki pelatihan model Distance Learning ini hampir sama dengan metode Cara Belajar Siswa Aktif. Dalam pelaksanaan pelatihan model ini, ujar Doedoeng, hanya sedikit dilakukan tatap muka. Kami mencoba, ujarnya, memberi stimulus kepada peserta untuk mempelajari mated, salah satu fasilitas yang disediakan Mailing list yang berfungsi sebagai forum diskusi antara peserta dan para instruktur.
Forum diskusi ini, paparnya, juga berperan untuk melihat keaktifan serta sejauh mana peserta belajar dan mengembangkan pengetahuan mereka. Dalam forum ini peserta bisa menanyakan berbagai hal berkaitan dengan mated atau studi kasus. Para instruktur pun dapat memberikan tugas terstruktur untuk peserta melalui forum mi.
Setelah hampir dua minggu melakukan Distance Learning, peserta dipertemukan bersama instruktur dalam kegiatan tatap muka pelatihan ahli K3 Konstruksi. Setiap hari kegiatan diawali dengan pretest dan diakhiri dengan post test. Materi yang disampaikan lebih banyak membahas studi kasus dan presentasi. Pada pelaksanaan uji coba pelatihan dengan metode distance learning ini tentu masih banyak kekurangannya. Untuk ke depan, ujar Doedoeng, diharapkan dapat ditentukan pola baku untuk pelatihan menggunakan metode Distance Learning.
Diakui, metode ini cukup efisien dan dalam waktu dekat banyak peserta yang minta diakomodir pelatihan semacam ini."Terus terang kegiatan pelatihan dengan metode Distance Learning akan menjadi model yang cukup efisien dalam setiap kegiatan yang dilakukan di Balai Peningkatan Keahlian Konstruksi,' ungkapnya. Nakhidin.
Asosiasi ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi
Kantor Sekretariat A2K4-Indonesia :
Jln. TB. Simatupang No. 35
Ranco Indah Tanjung Barat
Jakarta Selatan, 12530,
Telepon: (021) 788 488 26 atau (021) 9849 5513
Website : www.a2k4-ina.net